Ciri – Ciri Tubuh yang Mengalami Overdosis Gula: Apa yang Harus Diperhatikan?

Ini loh ciri tubuh yang mengalami overdosis gula. FOTO: Pixabay.com (gula pasir)/Divipromedia.com

Kabupaten Cirebon, Divipromedia.com – Tubuh yang mengalami overdosis gula? Konsumsi gula dalam jumlah yang wajar diperlukan tubuh untuk energi, tetapi kelebihan asupan gula dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan.

Overdosis gula atau konsumsi gula berlebihan tidak hanya menyebabkan kenaikan berat badan, tetapi juga berdampak pada berbagai aspek kesehatan tubuh, termasuk fungsi jantung, otak, dan sistem metabolisme.

Dilansir dari beberapa media kesehatan, kali ini akan membahas beberapa ciri tubuh yang mengalami overdosis gula dan mengapa penting untuk mengenali tanda-tanda nya.

Berikut Adalah Beberapa Ciri Tubuh yang Mengalami Overdosis Gula:

1. Kelelahan dan Penurunan Energi

Salah satu tanda pertama yang mungkin Anda perhatikan ketika tubuh mengalami overdosis gula adalah kelelahan yang ekstrem.

Gula menyebabkan lonjakan gula darah yang cepat, diikuti oleh penurunan drastis.

Lonjakan ini mungkin memberi Anda dorongan energi sesaat, tetapi setelahnya, Anda mungkin merasa sangat lelah dan lesu.

Ini terjadi karena tubuh mengeluarkan insulin untuk menurunkan kadar gula darah yang tinggi dengan cepat, yang seringkali menyebabkan kadar gula darah turun di bawah normal, membuat Anda merasa lelah.

2. Nafsu Makan Meningkat dan Rasa Lapar Terus-Menerus

Konsumsi gula berlebih dapat mengganggu regulasi hormon yang mengontrol rasa lapar dan kenyang.

Gula, terutama fruktosa, dapat mempengaruhi hormon leptin, yang bertanggung jawab memberi sinyal kepada otak bahwa Anda sudah kenyang.

Ketika fungsi leptin terganggu, Anda cenderung merasa lapar lebih cepat dan sering kali menginginkan makanan manis.

Ini bisa menjadi siklus berbahaya yang mendorong Anda mengonsumsi lebih banyak gula, yang mengarah pada overeating dan penambahan berat badan.

3. Masalah Kulit

Konsumsi gula yang berlebihan dapat menyebabkan peradangan kronis dalam tubuh, yang berdampak buruk pada kulit.

Lonjakan gula darah yang sering dapat meningkatkan produksi minyak di kulit dan menyebabkan peradangan, yang merupakan penyebab utama jerawat dan masalah kulit lainnya.

Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa diet tinggi gula dapat mempercepat proses penuaan kulit, membuat kulit lebih rentan terhadap keriput dan kehilangan elastisitas.

4. Masalah Pencernaan

Kelebihan gula, terutama gula buatan seperti fruktosa, dapat menyebabkan gangguan pencernaan. Fruktosa yang tidak diserap dengan baik oleh tubuh dapat menyebabkan fermentasi di dalam usus, yang mengarah pada gas, kembung, dan diare.

Gula juga dapat mengganggu keseimbangan bakteri baik di usus, yang penting untuk pencernaan yang sehat dan sistem kekebalan tubuh.

5. Perubahan Mood dan Kemampuan Kognitif

Konsumsi gula yang tinggi dikaitkan dengan perubahan mood yang signifikan dan penurunan kemampuan kognitif.

Lonjakan dan penurunan gula darah yang cepat dapat menyebabkan perubahan mood yang cepat, seperti perasaan bahagia sesaat diikuti oleh perasaan cemas atau depresi.

Selain itu, beberapa studi menunjukkan bahwa diet tinggi gula dapat mempengaruhi fungsi otak dan bahkan terkait dengan peningkatan risiko gangguan kognitif seperti Alzheimer.

6. Penambahan Berat Badan dan Lemak Perut

Salah satu dampak yang paling terlihat dari overdosis gula adalah penambahan berat badan, terutama di area perut.

Konsumsi gula berlebihan, terutama dari minuman manis dan makanan olahan, dapat meningkatkan kalori harian tanpa memberi rasa kenyang, yang akhirnya mengarah pada penambahan berat badan.

Lemak yang dihasilkan dari konsumsi gula sering kali terakumulasi di area perut, yang berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit jantung dan diabetes tipe 2.

7. Meningkatnya Risiko Penyakit Jantung

Penelitian telah menunjukkan bahwa konsumsi gula berlebihan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.

Gula berlebih dapat meningkatkan tekanan darah, kadar trigliserida, dan peradangan di seluruh tubuh, yang semuanya merupakan faktor risiko utama penyakit jantung.

Gula juga dapat memicu produksi lemak hati berlebih, yang dapat mengarah pada penyakit hati berlemak non-alkoholik, kondisi yang meningkatkan risiko penyakit jantung.

Menyadari tanda-tanda overdosis gula penting untuk menjaga kesehatan jangka panjang.

Jika Anda mengalami beberapa gejala yang disebutkan di atas, mungkin sudah saatnya untuk mengevaluasi kembali asupan gula harian Anda dan mempertimbangkan untuk melakukan perubahan pada pola makan dan gaya hidup.

Mengurangi konsumsi gula tambahan dan menggantinya dengan makanan yang lebih sehat dapat membantu mengembalikan keseimbangan tubuh dan mengurangi risiko berbagai masalah kesehatan. (DM2)

Tinggalkan Balasan

Tutup