OJK Imbau : Generasi Muda Indonesia Jangan Terjebak Produk Keuangan Ilegal Dipromosikan Oleh Public Figure Berlabel ‘Crazy Rich’

Ilustrasi investasi ilegal/divipromedia.com

Generasi Muda Indonesia

JAKARTA, divipromedia.comOtoritas Jasa Keuangan (OJK) mengimbau generasi muda di Indonesia untuk lebih selektif dalam memilih produk keuangan dan investasi.

Peringatan ini disampaikan oleh Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, di tengah meningkatnya kasus generasi muda yang terjerat produk keuangan ilegal, terutama yang dipromosikan oleh public figure berlabel ‘Crazy Rich’.

Menurut Friderica, tidak salah jika anak muda terinspirasi untuk meraih kesuksesan finansial melalui pemanfaatan produk-produk keuangan. Namun, ia menegaskan bahwa produk tersebut harus legal dan digunakan dengan bijak.

“Adik-adik, banyak yang ingin menjadi Crazy Rich? Tidak perlu mengikuti jejak yang salah. Jika memang ingin mencapai tujuan finansial untuk menjadi kaya, itu sah-sah saja, asalkan caranya benar dan tidak terjebak penipuan,” ujarnya dalam Seminar Literasi Keuangan di Universitas Trisakti, Selasa (15/10/2024).

Friderica, yang akrab disapa Kiki, menyoroti bahwa generasi muda, khususnya Gen Z, sering menjadi target produk keuangan ilegal seperti pinjaman online dan investasi bodong yang menawarkan keuntungan instan. Salah satu penyebab utama masalah ini adalah maraknya disinformasi di media sosial.

“Salah satu alasan mengapa banyak anak muda terjebak produk ilegal adalah karena rendahnya literasi digital. Di zaman saya dulu, untuk mendapatkan informasi, kami harus ke perpustakaan. Sekarang, generasi muda bangun tidur sudah disuguhkan informasi dari berbagai platform, dan mereka harus mampu menyaring mana informasi yang benar,” jelasnya.

Oleh karena itu, OJK menekankan pentingnya literasi keuangan secara menyeluruh dan kolaboratif. Friderica menambahkan, OJK bekerja sama dengan berbagai lembaga keuangan, termasuk perbankan, perusahaan asuransi, dan dana pensiun, untuk meningkatkan literasi keuangan di masyarakat.

“Kami harus meningkatkan literasi keuangan sebagai tanggung jawab bersama. OJK bersama sektor privat dan berbagai jasa keuangan, seperti perbankan, asuransi, dana pensiun, dan lainnya, terus berupaya untuk meningkatkan pemahaman keuangan masyarakat,” tutupnya.

Dengan literasi yang baik, diharapkan generasi muda dapat terhindar dari jebakan produk keuangan ilegal dan lebih bijak dalam mengelola keuangan mereka, pungkas tutup Kiki. (DM1)

Tinggalkan Balasan

Tutup