Mengapa Banyak Gen Z Menghadapi Tantangan Pengangguran? Ini Penyebabnya

maraknya pengangguran di era Gen Z. FOTO: Pixabay.com/divipromedia.com

Kabupaten Cirebon, divipromedia.com – Pengangguran di era Gen Z? Generasi Z, yang lahir antara akhir 1990-an hingga awal 2010-an, menghadapi tantangan besar di pasar kerja.

Meskipun tumbuh dalam era digital yang cepat, banyak dari mereka yang mengalami kesulitan mendapatkan pekerjaan atau merasa pekerjaan yang didapat tidak sesuai dengan aspirasi dan pendidikan mereka.

Berikut Beberapa Penyebab yang Membuat Gen Z Lebih Rentan Terhadap Pengangguran:

1. Kompetisi yang Semakin Ketat

Setiap tahun, semakin banyak lulusan yang memasuki pasar kerja, menyebabkan persaingan semakin ketat.

Gen Z harus bersaing tidak hanya dengan sesama generasi mereka tetapi juga dengan milenial yang memiliki pengalaman kerja lebih banyak.

Di samping itu, banyak perusahaan lebih memilih kandidat berpengalaman, sehingga lulusan baru yang minim pengalaman sulit bersaing.

2. Kesenjangan Keterampilan

Meski Gen Z dikenal sebagai generasi yang mahir teknologi, ada kesenjangan keterampilan antara yang diajarkan di sekolah atau universitas dan yang dibutuhkan oleh industri.

Keterampilan seperti pemecahan masalah, komunikasi, dan kerja tim sering kali kurang dikuasai, meskipun sangat diinginkan oleh perusahaan.

Perusahaan mencari keterampilan praktis yang sesuai dengan kebutuhan pekerjaan, tetapi banyak Gen Z yang kurang terpapar pada pengalaman praktis ini.

3. Krisis Ekonomi dan Dampak Pandemi

Krisis ekonomi global dan adanya pandemi COVID-19 memperburuk kondisi lapangan pekerjaan.

Banyak perusahaan yang terpaksa mengurangi jumlah karyawan atau bahkan menghentikan perekrutan. Gen Z, yang baru memasuki pasar kerja, menjadi generasi yang paling terkena dampaknya.

Industri yang biasanya mempekerjakan banyak lulusan baru, seperti perhotelan, pariwisata, dan hiburan, mengalami penurunan tajam, sehingga peluang kerja pun semakin sedikit.

4. Ekspektasi Tinggi terhadap Pekerjaan

Gen Z cenderung memiliki ekspektasi tinggi terhadap pekerjaan pertama mereka, termasuk gaji, lingkungan kerja, dan kesempatan untuk berkembang.

Mereka ingin pekerjaan yang fleksibel, berbasis minat, dan memiliki makna.

Ekspektasi ini kadang-kadang tidak sejalan dengan realitas pasar kerja, yang mengharuskan mereka memulai dari posisi yang lebih rendah.

Karena itu, sebagian Gen Z menolak pekerjaan yang menurut mereka tidak memenuhi kriteria, meskipun ini mungkin berakibat pada ketidakstabilan finansial.

5. Ketergantungan pada Teknologi

Walaupun mahir teknologi, ketergantungan Gen Z pada teknologi bisa menjadi penghambat.

Mereka lebih terbiasa bekerja secara online dan menggunakan alat digital, tetapi kurang terlatih dalam keterampilan interpersonal dan komunikasi tatap muka.

Ketergantungan ini kadang membuat mereka kesulitan beradaptasi di lingkungan kerja yang menuntut komunikasi langsung dan keterampilan kerja kolaboratif.

Tantangan yang dihadapi Gen Z di pasar kerja tidak bisa dianggap sepele.

Mengatasi pengangguran di kalangan generasi ini memerlukan pendekatan kolaboratif, baik dari pemerintah, perusahaan, maupun lembaga pendidikan, untuk membekali mereka dengan keterampilan yang relevan dan membuka lebih banyak peluang kerja bagi generasi muda. (DM2)

Tinggalkan Balasan

Tutup