Habiburokhman Tantang Anies Baswedan Soal Tudingan Partai yang Tersandera Kekuasaan

Habiburokhman Tantang Anies Baswedan Soal Tudingan Partai yang Tersandera Kekuasaan./Divipromedia.com

Habiburokhman Tantang Anies Baswedan

JAKARTA, divipromedia.com – Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman, menanggapi pernyataan Anies Baswedan yang mempertanyakan partai politik mana yang saat ini tidak tersandera kekuasaan. Habiburokhman balik bertanya kepada Anies, meminta bukti atas tudingan tersebut.

“Saya punya pertanyaan a contrario untuk Pak Anies. Partai mana yang tersandera kekuasaan? Lantas, apakah beliau menunjukkan buktinya?” kata Habiburokhman kepada wartawan pada Sabtu (31/8/2024).

Pernyataan ini disampaikan Habiburokhman setelah Anies Baswedan menyatakan keraguannya untuk bergabung dengan partai politik yang, menurutnya, mungkin tersandera kekuasaan.

Habiburokhman menilai, pernyataan Anies ini lebih merupakan stigma pribadi, karena hingga saat ini belum ada partai politik yang mencalonkan Anies sebagai kandidat.

“Justru pertanyaan Pak Anies bertendensi menyandera partai politik. Kalau tidak mau mencalonkan beliau, lantas distigma tersandera,” ujar Habiburokhman.

Habiburokhman, yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi III DPR, menekankan bahwa sebagai politisi, seseorang tidak boleh malas. Ia menegaskan bahwa setiap orang yang bercita-cita menjadi kepala daerah atau kepala pemerintahan harus mengikuti proses politik yang ada.

“Terlepas dari tudingan sandera-menyandera, sebagai politisi kita tidak boleh jadi pemalas. Kalau ada sesuatu yang ingin kita perjuangkan, misalnya menjadi kepala daerah atau kepala pemerintahan, maka kita harus menjalani prosesnya,” lanjutnya.

Habiburokhman juga menekankan pentingnya komunikasi dan kerja sama dengan partai politik jika ingin maju di dunia politik.

Jika tidak, ia menyarankan untuk mendirikan partai politik sendiri, seperti yang dilakukan oleh beberapa tokoh senior.

“Kalau tidak berkenan masuk partai politik, ya berkomunikasi dan bekerja sama dengan partai politik. Kalau merasa susah berkomunikasi dan bekerja sama dengan partai politik, maka silakan mendirikan partai politik,” jelas Habiburokhman.

Ia kemudian menyebut contoh beberapa tokoh politik senior seperti Susilo Bambang Yudhoyono, Surya Paloh, dan Prabowo Subianto, yang memilih mendirikan partai politik sendiri karena tidak ingin bergabung dengan partai yang sudah ada.

“Kita lihat Pak SBY, Pak Surya Paloh, hingga Pak Prabowo. Karena tidak mau masuk partai yang sudah ada, mereka mendirikan partai politik dari nol,” tuturnya.

Sebelumnya, Anies Baswedan sempat berbicara tentang peluang dirinya bergabung dengan partai politik. Ia mempertanyakan partai mana yang saat ini tidak tersandera kekuasaan, mengindikasikan kekhawatirannya terhadap kondisi partai politik saat ini. (DM1)

Tinggalkan Balasan

Tutup