Sentuhan Ajaib Fisioterapi Bantu Timnas Amputasi Melaju ke Final AAFC
JAKARTA, (Divipromedia.com). – Kepala Fisioterapi Timnas Sepak Bola Amputasi Indonesia Shofhal Jamil mengemukakan peran penting fisioterapi untuk turut mengantar atlet Timnas Indonesia ke final kejuaraan Asian Amputee Football Championship 2025.
“Fisioterapi berperan sangat vital terkhusus untuk menjaga performa, pencegahan cedera dan mempercepat proses pemulihan cedera para atlet disabilitas,” kata Shofhal Jamil dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa (18/2).
Ia menjelaskan, dalam perjalanan Timnas Sepak Bola Amputasi Indonesia pada ajang AAFC 2025 di Dhaka, Bangladesh, yang berakhir di peringkat kedua setelah kalah dari Uzbekistan di partai final, tenaga fisioterapi (fisioterapis) memainkan peran dalam menganalisa pemeriksaan cepat di lapangan ketika terjadi cedera pada atlet dalam pertandingan.
“Hasil analisa bisa dijadikan patokan untuk menentukan pemain bisa lanjut bermain atau tidak,” katanya.
Shofhal melanjutkan, tidak hanya dalam lapangan, fisioterapis juga berperan sangat penting di luar lapangan, seperti di ruang ganti, ruang medis, untuk memeriksa kondisi para pemain yang cedera ataupun tidak.
Jika terdapat masalah cedera, fisioterapis akan melakukan pemeriksaan dan membuat rencana program lanjutan untuk rehabilitasi setelah cedera dan strategi pencegahan cedera untuk para atlet.
Lebih lanjut, ia mengatakan, bergabung dengan Timnas Sepak Bola Amputasi Indonesia merupakan suatu tantangan, khususnya dalam penanganan fisioterapi sebelum atau setelah cedera pada atlet.
Kasus yang paling sering dialami oleh para pemain timnas adalah cedera pada sprain ankle, ACL, wrist, elbow dan shoulder.
Shofhal menambahkan, dalam ilmu biomekanik, terdapat perubahan Central Of Gravity (COG) pada pemain sepak bola amputasi. Mereka berdiri, berlari, dan menendang hanya dengan satu kaki, sehingga seluruh komponen stabilisasi terfokus pada satu titik utama yaitu area non amputasi.
Dampaknya adalah terjadi overuse pada area ankle, lutut, panggul, pergelangan tangan, siku lengan dan bahu sehingga potensi cedera di area tersebut menjadi lebih besar.
Oleh sebab itu, kolaborasi antara fisioterapis dan pelatih fisik sangat penting untuk menentukan program yang tepat dan spesifik sesuai dengan kondisi dan jenis amputasi para atlet. (Aloysius Lewokeda/Antara) ***