Reaksi Penonton Usai Menonton “Film Ajian Kemat Jaran Guyang” di CSB XXI
Film Ajian Kemat Jaran Guyang
Divipromedia.com, CIREBON – Film “Ajian Kemat Jaran Guyang,” produksi asli putra daerah Kabupaten Cirebon, kembali menghiasi layar lebar pada 11 Juli 2024.
Terpantau di CSB XXI Kota Cirebon, antusiasme penonton sangat tinggi untuk menyaksikan dan mengetahui alur cerita legenda ini yang dituangkan dalam bentuk film.
Yunasih, warga Arjawinangun, menyatakan, “Kita harus bangga dan mendukung film garapan putra daerah Kabupaten Cirebon, karena kita orang Kabupaten Cirebon.”
Dari segi visual, film ini sangat baik. Alur ceritanya menghibur berkat akting para pemain yang sangat natural, terutama adegan terakhir yang menegangkan dan seram ketika pemeran utama, Baridin, melakukan ritual Ajian Kemat Jaran Guyang karena cintanya ditolak oleh pujaan hatinya, Suratmina.
“Apalagi, ritual itu dilaksanakan selama 40 hari tanpa tidur dan makan. Sangat mengerikan. Dan pada akhirnya mereka meninggal dunia bersamaan,” tambahnya.
Saat ditanya siapa pemeran favoritnya, Yunasih menjawab, “Kalau saya, Baridin. Karena dia ganteng,” ujarnya sambil tersenyum.
Puspa (29), warga Sumber, juga memberikan tanggapannya usai menonton film ini. “Film ini sangat keren dan menghibur, banyak adegan humor di awal cerita, serta menginspirasi saya dalam kehidupan sehari-hari bahwa sesama manusia tidak boleh saling merendahkan atau memandang status.”
Puspa menambahkan, “Saya sangat bangga dengan karya orang Cirebon yang bisa masuk bioskop. Kita harus mendukung agar film ini terus diputar di seluruh penjuru Indonesia, agar bisa mengangkat dan mengharumkan nama Cirebon ke tingkat nasional.”
Arif (25), warga Tengahtani, juga menyampaikan pendapatnya. “Saya suka dengan pemeran Gemblung, teman dekat Baridin. Aktingnya sangat natural saat tertawa dan sangat menghibur.
Harapannya, film ini menjadi peluang untuk mengenalkan potensi luar biasa Cirebon sehingga bisa sukses ditayangkan di bioskop.”
Cholis (30) bersama pasangannya juga memberikan apresiasi. “Produser dan tim sutradara asal Cirebon patut diapresiasi. Mereka berhasil menggarap film dari cerita legenda Cirebon. Tidak ada kata lain selain sukses,” ujarnya dengan haru dan bahagia.
Awan (35), warga Losari, mengaku tidak menyangka bahwa orang Cirebon bisa menggarap film ini. “Kualitas visualnya sangat jernih. Yang saya suka dari opening film ini adalah lagu yang diputar, pas didengarkan, sangat cocok dengan saya,” katanya.
Untuk cerita film ini, Awan merasa sangat terhibur. “Saya tertawa terbahak-bahak melihat aksi tiga pemuda pengangguran yang dikejar setan saat di pos ronda. Adegan saat salah satu pemain melamar Suratmina juga tak terlupakan, terutama ketika ditanya nama aslinya oleh ayah Suratmina.”
Momen pekernalan teman kuliah Suratmina saat dengan ayah Suratmina niatnya mau melamar,
Ayah Suratmina (bapak Dam), menanyakan nama. Siapa nama adek?
Kata teman kuliah, Suratmina : saya frengky bapak dam, dari jakarta teman satu angkatan kuliah di jakarta.
Kata bapak dam : bukan nama asli, adek siapa?
Jawab teman Suratmina : Nama saya Sanadi, bapak, kalau di panggil frengky.
Harapannya, film ini terus sukses dan diputar di seluruh bioskop Indonesia. “Kita harus mendukung film garapan asli putra daerah. Masa film Hollywood dan Bollywood saja ditonton, ini garapan asli putra daerah kita juga harus didukung,” pungkasnya. (DM1)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.