Presiden Jokowi Paparkan RUU APBN 2025: Optimisme Pertumbuhan Ekonomi dan Reformasi Perpajakan
Menurut Presiden Jokowi, defisit anggaran tahun 2025 direncanakan sebesar 2,53 persen dari PDB, atau sekitar Rp616,2 triliun.
Presiden Jokowi menjelaskan bahwa defisit ini akan dibiayai melalui sumber-sumber pembiayaan yang aman dan dikelola secara hati-hati.
“Pemerintah juga berkomitmen untuk meningkatkan efektivitas pembiayaan investasi, termasuk melalui kebijakan pembiayaan skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), penguatan Lembaga Pengelola Investasi (LPI), dan Special Mission Vehicle (SMV), serta peningkatan akses pembiayaan bagi masyarakat berpenghasilan rendah, UMKM, dan usaha ultra mikro”.
TONTON JUGA
Presiden Jokowi berharap berbagai indikator ekonomi pada tahun 2025 dapat dicapai dengan baik. Tingkat pengangguran terbuka ditargetkan turun menjadi 4,5–5 persen, angka kemiskinan diharapkan berada pada rentang 7–8 persen, dan rasio gini dapat ditekan pada kisaran 0,379–0,382.
Selain itu, Presiden berharap Indeks Modal Manusia (IMM) dapat mencapai level 0,56, Nilai Tukar Petani (NTP) ditingkatkan ke kisaran 115–120, dan Nilai Tukar Nelayan (NTN) dijaga di kisaran 105–108. Ia juga menekankan bahwa RAPBN 2025 diharapkan menjadi sarana mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
Pembahasan RAPBN 2025 dapat dilakukan secara konstruktif demi mewujudkan Indonesia yang maju, adil, dan makmur sesuai visi Indonesia Emas 2045, harapan Presiden Jokowi. (DM1)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.