Prediksi Keamanan Siber 2025, dari Deepfake hingga Keamanan Kuantum
Prediksi keempat adalah transparansi di era AI. Steven menilai transparansi menjadi elemen utama dalam menjaga kepercayaan pelanggan di era AI.
Dia mengatakan saat ini di berbagai negara, seperti Amerika Serikat, Australia, dan Singapura, apabila terjadi insiden mengenai penggunaan AI, maka transparansi harus dilakukan.
“Bagaimana data digunakan? Bagaimana perlindungan format? Bagaimana data dibagikan? Sangat penting untuk ada transparansi,” kata Steven.
“Jadi sebagai tanggapan terhadap AI, banyak regulator sekarang meminta secara hukum. Jadi ada peraturan baru. Harus ada transparansi, harus ada laporan, harus ada kepatuhan, harus ada kebijakan baru. Jadi ini akan lebih banyak kita lihat di tahun 2025, dan itu sangat penting,” sambung dia.
Prediksi kelima mengenai integritas produk dan keamanan rantai pasokan. Saat ini masyarakat hidup dalam dunia yang terintegrasi. Dia mencontohkan negara Singapura, di mana semua data seperti catatan kesehatan, pajak, alamat, paspor, hingga kredensial saling terhubung.
Oleh karena itu, dia menilai bahwa integritas rantai pasokan dan produk menjadi sangat penting. Organisasi, termasuk di Indonesia, diyakini akan semakin banyak menggunakan aplikasi dan memasukkannya ke dalam cloud.
“Rantai pasokan, bagaimana data akan digunakan, semua bagian yang menjadi bagian dari interkoneksi dan integrasi itu, pemantauan real time, dan bagaimana berbagai pihak ketiga ini terhubung dan potensi ancaman kompromi, sangat penting sekarang karena semuanya begitu digital. Jadi ini sangat penting,” ujar dia. (Fathur Rochman/Antara) ***
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.