Pidato Perdana Presiden Prabowo Subianto: Mengajak Bangsa Bersatu Mewujudkan Cita-Cita Bersama
Hari ini kita dihadapkan pada tantangan besar, baik dari luar maupun dari dalam diri kita sendiri. Kita harus berani mengakui bahwa banyak rintangan yang kita hadapi sebenarnya berasal dari sikap dan kelalaian kita. Kurangnya kewaspadaan dan ketidakmampuan dalam mengelola kekayaan serta sumber daya yang kita miliki menjadi penghambat besar bagi kemajuan kita.
Mari kita mulai dengan introspeksi. Kita perlu berani menatap diri sendiri dan mengoreksi kesalahan kita. Realitas menunjukkan bahwa masih terdapat banyak kebocoran, penyimpangan, dan korupsi yang mengancam masa depan kita, anak-anak kita, dan generasi mendatang. Terlalu banyak anggaran yang tidak tepat sasaran, kolusi antara pejabat publik dan pengusaha nakal, serta praktik-praktik yang tidak mencerminkan semangat patriotisme.
Kita tidak boleh menutup mata terhadap fakta bahwa masih banyak saudara-saudara kita yang belum merasakan hasil kemerdekaan. Banyak yang hidup di bawah garis kemiskinan, anak-anak yang berangkat sekolah dalam keadaan lapar, dan mereka yang tidak memiliki pakaian layak. Sebagai pemimpin, kita harus lebih dari sekadar terkesan dengan angka-angka statistik yang menggembirakan; kita harus melihat gambaran yang lebih luas dan mengakui tantangan yang ada.
Kita boleh merasa bangga menjadi bagian dari G20 dan mengklaim posisi sebagai ekonomi terbesar ke-16 di dunia, tetapi kita harus jujur: kemiskinan dan masalah gizi masih menjadi ancaman nyata bagi rakyat kita. Banyak yang belum mendapatkan pekerjaan yang layak, dan banyak sekolah yang tidak terurus dengan baik. Ini adalah tantangan yang harus kita hadapi bersama.
Mari kita berani melihat kenyataan dan bertindak. Kita harus merespons dengan sikap proaktif, tidak hanya berbangga atas prestasi yang telah diraih. Kita tidak boleh menjadi seperti burung unta yang mengubur kepala di pasir. Kita harus berdiri tegak, menatap ancaman dengan keberanian, dan bersama-sama mencari solusi.
Saya telah mencanangkan bahwa Indonesia harus segera mencapai swasembada pangan. Ketergantungan pada sumber makanan dari luar sangat berisiko, terutama dalam keadaan krisis. Kita harus mampu memproduksi kebutuhan pangan untuk seluruh rakyat Indonesia, dan saya yakin dalam 4-5 tahun ke depan, kita dapat mencapai swasembada pangan dan bahkan menjadi lumbung pangan dunia.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.