Menjelang Pemilu 2024: Memahami Perbedaan Elektabilitas dan Popularitas dalam Politik

Hasil Lembaga Survei Charta Politika Indonesia, pada Pilkada Serentak Kabupaten Cirebon Tahun 2024
  1. Atribut Pribadi: Karisma, kredibilitas, kepercayaan, dan kemampuan menarik perhatian pemilih.
  2. Keselarasan Posisi: Ideologi dan kebijakan kandidat yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
  3. Pengalaman dan Rekam Jejak: Prestasi atau pengalaman yang relevan.
  4. Persepsi Publik: Citra yang dibangun di masyarakat, seperti dianggap santai, agamis, atau berwibawa.
  5. Kaitan Demografis: Daya tarik kandidat terhadap kelompok usia, gender, etnis, dan status sosial yang beragam.
  6. Sumber Dana Kampanye: Dukungan finansial dari partai atau organisasi yang kuat.
    Singkatnya, elektabilitas adalah tolak ukur seberapa besar peluang seorang kandidat mendapatkan dukungan pemilih.

Apa Itu Popularitas?

Di sisi lain, popularitas, menurut KBBI, berarti “kepopuleran.” Britannica Dictionary mendefinisikan popularitas sebagai keadaan di mana seseorang diterima, disukai, atau diakui oleh banyak orang.

Dalam politik, popularitas sering menjadi modal penting untuk mendongkrak elektabilitas.

Artikel Suardi dalam Jurnal Risalah mencatat bahwa partai politik kerap memilih kandidat populer—baik itu pejabat, selebriti, maupun pengusaha—untuk menarik perhatian pemilih.

Namun, popularitas dapat bersumber dari hal positif maupun negatif. Misalnya, seorang pendakwah agama di daerah terpencil dan seorang bandar narkoba bisa sama-sama dikenal luas, meski dalam konteks yang bertolak belakang.

Hubungan Elektabilitas dan Popularitas

Elektabilitas dan popularitas saling berkaitan tetapi tidak selalu berjalan seiring. Kandidat dengan popularitas tinggi belum tentu memiliki elektabilitas yang kuat.

Sebaliknya, kandidat dengan elektabilitas tinggi juga bisa gagal jika kurang dikenal masyarakat.

Sebagai contoh, seorang kandidat populer yang mencalonkan diri sebagai anggota legislatif mungkin tidak terpilih jika tidak memiliki kebijakan atau rekam jejak yang relevan.

Di sisi lain, kandidat dengan elektabilitas tinggi bisa kalah jika publik tidak mengenalnya dengan baik.

Pentingnya Elektabilitas dan Popularitas dalam Pemilu

Dalam kacamata politik, memiliki elektabilitas dan popularitas yang tinggi adalah kombinasi ideal untuk memenangkan pemilu.

Elektabilitas menunjukkan seberapa besar peluang seorang kandidat dipilih, sementara popularitas memastikan ia dikenal luas oleh masyarakat.

Kampanye politik sering kali dirancang untuk memadukan keduanya.

Popularitas membantu menarik perhatian masyarakat, sementara elektabilitas memperkuat keyakinan bahwa kandidat tersebut layak dipilih.

Dengan memiliki keduanya, seorang calon memiliki peluang lebih besar untuk memenangkan hati rakyat dan sukses dalam pemilu.

Kesimpulan

Elektabilitas dan popularitas adalah dua aspek penting yang tidak dapat diabaikan dalam politik, terutama menjelang pemilu.

Memahami perbedaan dan hubungan keduanya dapat membantu masyarakat menilai kandidat secara lebih objektif.

Pada akhirnya, pemilih diharapkan tidak hanya memilih kandidat yang populer, tetapi juga yang memiliki rekam jejak, kebijakan, dan visi yang jelas untuk membangun masa depan yang lebih baik. (DM1)

Tinggalkan Balasan

Tutup