Kasus Dugaan Kekerasan di SD Wonosobo Berujung Kesepakatan Damai
Ia menjelaskan kronologi kejadian yang dimulai ketika anaknya mengaku ditampar oleh M saat pelajaran olahraga. Meskipun sudah mencoba mediasi di sekolah, langkah tersebut tidak membuahkan hasil, sehingga AS merasa perlu melapor ke pihak berwajib.
AS juga membantah adanya permintaan uang, yang dinilai merugikan dirinya. “Terkait dengan berita tentang nominal yang disampaikan di beberapa media sosial, itu sangat merugikan saya,” ujarnya.
M, di sisi lain, menjelaskan bahwa tindakan yang dipandang sebagai kekerasan itu terjadi saat ia melerai dua siswa yang berebut bola. “Bukan perkelahian, hanya perebutan bola. Saya melerai untuk mendidik, bukan untuk menyakiti,” tegasnya.
Ia juga meminta masyarakat untuk lebih bijak dalam memberikan komentar di media sosial, agar tidak memperburuk situasi.
Kasat Reskrim Polres Wonosobo menambahkan bahwa kedua belah pihak telah saling memaafkan, dan berharap kejadian serupa tidak terulang. “Kami akan bekerja sama dengan PGRI dan Dinas Pendidikan untuk meningkatkan komunikasi antara sekolah dan orang tua,” ujarnya.
Ketua PGRI Kecamatan Wonosobo, Rohmat, menekankan pentingnya komunikasi yang baik antara sekolah dan orang tua siswa untuk mencegah kejadian serupa di masa depan. Mengenai penggalangan dana, ia mengklarifikasi bahwa tidak ada instruksi dari PGRI, melainkan merupakan inisiatif guru yang berempati. (DM1)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.