IHSG Diprediksi Menguat Terbatas Seiring Optimisme ‘January Effect’
Dari mancanegara, untuk 2025, pelaku pasar memperkirakan The Fed akan memangkas 50 basis poin.
Pelaku pasar diperkirakan akan mencermati valuasi yang tinggi dan ketidakpastian seputar kebijakan pajak dan tarif dari pemerintahan Presiden terpilih Donald Trump.
Investor kini menunggu katalis baru untuk menggerakkan harga indeks. January effect menjadi salah satu yang diharapkan akan terjadi di 2025
Sementara itu, bursa saham Amerika Serikat (AS) cemerlang sepanjang 2024 karena didorong oleh performa dari sektor teknologi.
Meskipun tidak mengalami Santa Claus rally dan ditutup dalam zona pelemahan harian pada akhir tahun, Wall Street berhasil menunjukkan performa ciamik yang didorong oleh perkembangan Artificial Intelligence (AI) dan pemangkasan suku bunga oleh The Federal Reserve (The Fed).
Pada akhir perdagangan Selasa (31/12), indeks S&P 500 turun 25,14 poin, atau 0,43 persen, dan ditutup pada level 5.881,80 poin, sementara Nasdaq Composite turun 175,99 poin, atau 0,90 persen ke posisi 19.310,79, Sementara, Dow Jones Industrial Average turun 28,46 poin, atau 0,07 persen menjadi 42.545,27
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain, indeks Nikkei melemah 38662 poin atau 0,00 persen ke level 39.894,54, indeks Shanghai melemah 28,62 poin atau 0,85 persen ke posisi 3.323,14, indeks Kuala Lumpur menguat 7,79 poin atau 0,47 persen ke posisi 1.634,49, dan indeks Straits Times menguat 0,74 poin atau 0,02 persen ke 3.786,55. *** (Muhammad Heriyanto/Antara)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.