Ads

Generasi Muda Terlibat: Mengenal Lebih Dekat Metode Pemantauan Hilal untuk Masa Depan

Seratusan pemuda saat mengikuti program Catch The Moon yang diinisiasi Kementerian Agama untuk mendekatkan pemahaman soal penetapan awal bulan Hijriah. (ANTARA/HO-Kemenag)

JAKARTA, (Divipromedia.com). – Mata Muhyiddin (20) terpaku pada gambar yang menayangkan soal bagaimana sains ikut andil dalam pemantauan awal bulan Kamariah yang dipaparkan Astronom dari Observatorium Bosscha, Muhammad Yusuf.

Segala pertanyaan soal penentuan awal Ramadhan maupun Idul Fitri yang biasanya disampaikan Kementerian Agama lewat Sidang Isbat, sedikit demi sedikit terjawab.

Sebelumnya, pikiran Muhyiddin selalu mempertanyakan mengapa harus ada sidang isbat? Apakah penentuan awal bulan Hijriah tidak bisa seperti penanggalan Masehi? Mengapa kerap terjadi perbedaan awal Ramadhan atau Idul Fitri?

Bayangan-bayangan yang awalnya menggantung mulai menjadi kepingan-kepingan mozaik yang tersusun di batas pengetahuannya.

Kebingungan yang dialami mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) ini, juga dirasakan sekitar 999 pemuda lainnya yang ikut dalam acara Catch the Moon yang diinisiasi Kementerian Agama.

Sebuah program untuk mengenalkan lebih dekat perihal berbagai metode pemantauan hilal penentuan kalender Kamariah/Hijriah bagi generasi muda.

Acara yang digelar pada Senin (24/2) ini diikuti sedikitnya 1.000 orang dari berbagai elemen, baik pemuda dari organisasi keagamaan, mahasiswa, pegiat astronomi, hingga masyarakat luas. Acara ini digelar secara luar jaringan (luring) dan dalam jaringan (daring).

Astronom dari Observatorium Bosscha, Muhammad Yusuf dan Ma’rufin Sudibyo dari Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menjadi narasumber dalam memperkenalkan tantangan serta dinamika penentuan awal bulan.

Para peserta diberikan pemahaman mengenai alasan di balik perbedaan penentuan awal Ramadhan atau Idul Fitri yang mengacu pada metode hisab dan rukyat yang dipedomani masing-masing organisasi Islam maupun pemerintah.

Ada tiga metode yang biasa digunakan oleh masyarakat Indonesia dalam menentukan awal bulan Hijriah yakni Rukyatul Hilal, Hisab Hakiki Wujudul Hilal, dan Imkanur Rukyat.

Tinggalkan Balasan

Ads
Tutup
Ads