5 Mitos tentang Diet yang Sebenarnya Tidak Benar
DIET sering menjadi topik yang penuh dengan informasi yang simpang siur. Saat kamu memutuskan untuk mengubah pola makan demi kesehatan atau menurunkan berat badan, kemungkinan besar kamu akan bertemu dengan berbagai mitos yang terdengar masuk akal, tetapi sebenarnya salah.
Alih-alih membantu, mitos-mitos ini justru bisa menghambat tujuan dietmu, bahkan berpotensi merusak kesehatan.
Apa saja mitos tentang diet yang selama ini dipercaya banyak orang, tetapi ternyata tidak benar? Simak penjelasan berikut.
1. Makan Malam Membuat Gemuk
Salah satu mitos paling populer adalah anggapan bahwa makan malam menyebabkan berat badan naik. Faktanya, kenaikan berat badan ditentukan oleh jumlah kalori yang kamu konsumsi sepanjang hari, bukan waktu makan. Jika kamu makan malam dengan porsi yang sesuai kebutuhan kalori harianmu, tubuhmu tidak akan menyimpan lemak secara berlebihan. Masalahnya, banyak orang cenderung makan malam dalam jumlah besar setelah seharian menahan lapar, sehingga total kalorinya berlebihan.
2. Karbohidrat adalah Musuh Diet
Banyak yang percaya bahwa menghindari karbohidrat sepenuhnya adalah kunci sukses diet. Padahal, karbohidrat adalah salah satu sumber energi utama tubuhmu. Yang perlu dihindari bukanlah karbohidrat secara keseluruhan, melainkan karbohidrat olahan seperti gula atau roti putih. Karbohidrat kompleks seperti oats, nasi merah, atau quinoa justru membantu menjaga energi dan metabolisme tetap optimal selama diet.
3. Lemak Selalu Buruk untuk Tubuh
Mitos ini membuat banyak orang menghindari semua makanan berlemak, tanpa menyadari bahwa tubuh juga membutuhkan lemak. Lemak sehat, seperti yang ditemukan dalam alpukat, kacang-kacangan, dan ikan salmon, penting untuk kesehatan otak, kulit, dan hormon. Yang perlu dihindari adalah lemak trans atau lemak jenuh dalam makanan olahan.
4. Semakin Sedikit Makan, Semakin Cepat Berat Badan Turun
Diet ekstrem dengan mengurangi makan secara drastis mungkin membuatmu kehilangan berat badan dengan cepat. Namun, ini hanya sementara. Tubuh akan merespons dengan menurunkan metabolisme, membuatmu lebih cepat lapar, dan akhirnya mengalami efek yoyo (berat badan kembali naik). Diet yang sehat adalah dengan makan sesuai kebutuhan kalori, mengutamakan makanan bergizi, dan menjaga pola makan seimbang.
5. Produk ‘Diet’ Selalu Lebih Sehat
Label seperti “low-fat” atau “sugar-free” sering kali dianggap lebih sehat, tetapi kenyataannya tidak selalu demikian. Banyak produk diet mengandung tambahan bahan kimia atau pemanis buatan untuk menggantikan rasa asli yang hilang. Selain itu, beberapa produk rendah lemak malah memiliki kandungan gula lebih tinggi, yang justru berdampak buruk bagi kesehatanmu.
Diet bukan hanya tentang menurunkan berat badan, tetapi juga tentang menjaga kesehatan secara keseluruhan. Mitos-mitos di atas sering membuat orang salah langkah, sehingga tujuan diet sulit tercapai.
Daripada mempercayai informasi yang belum jelas kebenarannya, lebih baik konsultasikan kebutuhan dietmu dengan ahli gizi. Dengan pola makan yang tepat, tubuhmu akan tetap sehat tanpa harus terjebak dalam mitos-mitos yang salah.***